Lanjut ke konten

Seratus Kata untuk Pahlawanku

Suara di Surabaya

: Bung Tomo

Kudengar, ada suara yang berteriak di radio dengan jiwanya yang menantang dan suara yang membakar amarah kepada penjajah. Pemuda pun harus berani melawan senjata, melawan desing peluru. Aku pun bergegas sepertimu, Bung Tomo. Suara di Surabaya yang membakar semangat pejuang-pejuang, entah siapa saja mereka. Sekali serang tetap serang!

Tapi tanpa suara itu, dunia di sini bukanlah apa-apa. Toh, pejuang akan loyo bila tak ada yang menyemangati. Kemudian kami berlari, menerjang senjata-senjata. Meremukkan tulang yang dikenal kokoh bak baja. Ternyata bambu runcing lebih menyakitkan daripada pistol. Dan suara di Surabaya membuat kami bangun dari tidur.

Bukan begitu, Bung?

Seratus kata untuk pahlawan kita! Mari bermain dengan keterbatasan kata dan eksplorasi dirimu dengan luas.

Kepadamu, Pahlawanku!

Mari berpartisipasi. Lihat caranya di sini.

Dengan berkontribusi dalam proyek ini, kamu sudah menaruh aset sastra di Pusat Dokumentasi H. B. Jassin karena seluruh royalti penulis dari hasil penjualanan buku ini akan diberikan kepada Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Selain itu, kamu juga masuk ke dalam bagian Sastra Indonesia.

Selamat bermain dalam seratus kata!